tag:blogger.com,1999:blog-71636066926387849882023-11-15T08:04:13.033-08:00ASKEB IV PATOLOGI KEBIDANAN-Dian HusadaDevi Ratnasarihttp://www.blogger.com/profile/15226298189834478785noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-7163606692638784988.post-25009479687719460402011-11-20T20:29:00.000-08:002011-11-20T20:29:16.018-08:00Konsep dasar kelainan persentasi dan posisi-Persisten Oksipito posterior<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Keadaan dimana ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan, sehingga tetap dibelakang. Keadaan ini dinamakan posisi oksiput posterior persisten.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Etiologi</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Salah satu sebab terjadinya posisi oksipitalis oksiput posterior persisten ialah usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul. Misalnya: apabila diameter anterior posterior lebih panjang dai diameter transfersa seperti pada panggul antropoid atau segmen depan menyempit seperti pada panggul android, maka ubun-ubun kecil akan mengalami kesulitan memutar ke depan. Sebab-sebab lain adalah otot-otot dasar panggul yang sudah lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat, sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin, untuk memutar ke depan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mekanisme Persalinan</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Bila hubungan antara panggul dengan kepala janin cukup longgar persalianan pada posisi oksipitalis posterior persisten dapat berlangsung secara spontan tetapi pada umumnya lebih lama. Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka di bawah simpisis dengan mekanisme sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Setelah kepala mencapai dasar panggul dan ubun-ubun besar berada di bawah shimpisis dengan ubun-ubun besar tersebut sebagai hipomoklion, oksiput akan lahir melalui perineum diikuti bagian kepala yang lain. Kelahiran janin dengan ubun-ubun kecil di belakang menyebabkan regangan yang besar pada vagina dan perineum, hal ini disebabkan karena kepala yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi. Selain itu seringkali fleksi kepala tidak dapat maksimal, sehingga kepala lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan sirkumferensia sub oksipitooksipitalis, kedua keadaan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan erineum yang luas. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Prognosis</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Jalannya pada proses persalinan posisi oksiput posterior sulit diramalkan hal ini disebabkan karena kemungkinan timbulnya kesulitan selalu ada. Persalinan pada pada umumnya berlangsung lebih lama, kemungkinan kerusakan jalan lahir lebih besar. Sedangkan kematian peeinatal perinatal lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan dimana ubun-ubun kecil berada di depan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Penanganan</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Menghadapi persalinan dengan UUK di belakang sebaiknya dilakuka pengawasan persalinan yang seksama dengan harapan terjadinya persalinan spontan. Tindakan untuk mempercepat jalanya<span> </span>persalinan dilakukan apabila kala II terlalu lama atau ada tanda-tanda bahaya terhadap janin. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Pada presentasi belakang kepala kadang-kadang kala II mengalami kemacetan dengan kepala janin sudah berada di dasar panggul dan posisi UUK melintang. Keadaan ini dinamakan posisi lintang tetap rendah (<i>deep tranverse arrest</i>).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div>Devi Ratnasarihttp://www.blogger.com/profile/15226298189834478785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7163606692638784988.post-2529802023867216552011-11-20T20:24:00.000-08:002011-11-20T20:24:10.751-08:00Konsep dasar kelainan persentasi dan posisi-Muka<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Presentasi Muka jarang terjadi kira-kira 1 dalam 500 kelahiran. Kepala dan tulang belakang ekstensi tetapi lutut fleksi sehingga letak fetus dalam uterus dalam bentuk huruf S. Oksiput berlawanan dari bahu dan muka secara langsung yang berada dibagian os. Internum.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Penyebab </span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Pada presentasi muka primer sebelum persalinan berlangsung fetus seringnya abnormal. Pada anensephalus yang biasa terjadi, vertek tidak ada. Fetus goitre, kepala tidak dapat versi biasanya tonus otot ekstensor tonus berlebuhan dan bertahan dalam sikap ekstensi pada beberapa setelah lahir.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Presentasi muka sekunder yang berkembang dalam persalinan sering tidak diketahui sebabnya. Pada posisi oksipito pesterior defleksi diameter biparietal mungkin mempunyai kesulitan dalam menjauhi diameter sacro cotyloid dari pelvis maternal. Diameter bitemporal lebih cepat turun, kepala ekstensi dan muka terlihat. Uterus yang berada disisi samping (uterus obliq). Kekuatan kontraksi uterus berjalan kearah kepala bagian frontal supaya kepala ekstensi dan masuk kerongga pelvis. Presentasi muka juga lebih sering terjadi pada flat pelvis, dalam rongga pelvis dan pada prematuritas dan dimana terjadi polihidramnion atau kehamilan ganda.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Diagnosis</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Presentasi muka tidak mudah didiagnosis dalam kehamilan. Hal ini seharusnya diperhatikan jika ada lekukan yang dalam antara kepala dengan bagian belakang. Bunyi jantung terdengar melalui dinding dada anterior pada sisi dimana lutut teraba. Suaranya terdengar jelas pada posisi mento anterior. Pada posisi mento posterior bunyi jantung janin lebih sulit terdengar karena dada pada posterior. Ultrasound dalam kehamilan dapat digunakan untuk memastikan diagnosis presentasi muka. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Diagnosis dapat ditegakan dengan pemeriksaan vagina, dengan palpasi yang lembut akan teraba orbital dan mulut dengan gusi. Adanya gusi dan mulut dalam presentasi muka harus dibedakan dari anus pada presentasi bokong. Biasanya fetus akan membantu diagnosis dengan menghisap jari tangan pemeriksa saat dilakukan pemeriksaan. Presentasi muka didiagnosa dengan menentukan posisi dagu apakah anterior atau posterior. Presentasi muka posterior, yang tidak bisa berputar ke posisi anterior, akan menyebabkan obstruksi persalinan. Kemajuan persalinan menjadi<span> </span>sangat sulit pada pemeriksaan pervaginam untuk membedakan muka karena muka menjadi oedemmeriks. Pemeriksaan harus hati-hatiuntuk menghindari trauma pada mata.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Manajemen</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Pada posisi mento anteerior seringnya proses persalinan berjalan normal. Pada kala II kelahiran normal diantisipasi dengan menggunakan episiotomi meskipun diameter sub mento bregmatika 9,5 cm. Sub mento vertikal 11,5 cm yang dapat merobek perineum saat kelahiran. Jika kelahiran normal terjadi ekstensi dipertahankan dengan menekan sinsiput hingga dagu berada di bawah simpisis pubis, kepala difleksikan sehingga memungkinkan verteks dan oksiput melewati perineum. Posisi mento lateral dan mento posterior lebih berbahaya. Kelahiran spontan tidak akan terjadi, kemungkinan persalinan obstruksi dan dibutuhkan penatalaksanaan dengan segera. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Komplikasi</span></u><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"></span></i></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Komplikasi yang dapat terjadi pada presentasi muka, meliputi;</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Prolapsus tali pusat</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Obstruksi persalinan, karena; </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Muka tidak berbentuk dan oleh karena CPD yang tidak dapat ditangani</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Presentasi muka posterior presisten mengakibatkan obstruksi persalinan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Kelahiran operasi<span> </span>mungkin dibutuhkan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Trauma perineum berat dapat terjadi karena, meskipun diameter sub mento bregmatik hanya 9,5 cm, sub mento vertikal 11,5 cm akan memperlebar vagina dan perineum. Bentuk tengkorak fetus abnormal disebabkan perdarahan intrakranial.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>5.<span> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Muka memar dan oedem</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Posisi Oksipitalis Posterior Persisten</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Keadaan dimana ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan, sehingga tetap dibelakang. Keadaan ini dinamakan posisi oksiput posterior persisten.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Etiologi</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Salah satu sebab terjadinya posisi oksipitalis oksiput posterior persisten ialah usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul. Misalnya: apabila diameter anterior posterior lebih panjang dai diameter transfersa seperti pada panggul antropoid atau segmen depan menyempit seperti pada panggul android, maka ubun-ubun kecil akan mengalami kesulitan memutar ke depan. Sebab-sebab lain adalah otot-otot dasar panggul yang sudah lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat, sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin, untuk memutar ke depan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mekanisme Persalinan</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Bila hubungan antara panggul dengan kepala janin cukup longgar persalianan pada posisi oksipitalis posterior persisten dapat berlangsung secara spontan tetapi pada umumnya lebih lama. Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka di bawah simpisis dengan mekanisme sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Setelah kepala mencapai dasar panggul dan ubun-ubun besar berada di bawah shimpisis dengan ubun-ubun besar tersebut sebagai hipomoklion, oksiput akan lahir melalui perineum diikuti bagian kepala yang lain. Kelahiran janin dengan ubun-ubun kecil di belakang menyebabkan regangan yang besar pada vagina dan perineum, hal ini disebabkan karena kepala yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi. Selain itu seringkali fleksi kepala tidak dapat maksimal, sehingga kepala lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan sirkumferensia sub oksipitooksipitalis, kedua keadaan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan erineum yang luas. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Prognosis</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Jalannya pada proses persalinan posisi oksiput posterior sulit diramalkan hal ini disebabkan karena kemungkinan timbulnya kesulitan selalu ada. Persalinan pada pada umumnya berlangsung lebih lama, kemungkinan kerusakan jalan lahir lebih besar. Sedangkan kematian peeinatal perinatal lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan dimana ubun-ubun kecil berada di depan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Penanganan</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Menghadapi persalinan dengan UUK di belakang sebaiknya dilakuka pengawasan persalinan yang seksama dengan harapan terjadinya persalinan spontan. Tindakan untuk mempercepat jalanya<span> </span>persalinan dilakukan apabila kala II terlalu lama atau ada tanda-tanda bahaya terhadap janin. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Pada presentasi belakang kepala kadang-kadang kala II mengalami kemacetan dengan kepala janin sudah berada di dasar panggul dan posisi UUK melintang. Keadaan ini dinamakan posisi lintang tetap rendah (<i>deep tranverse arrest</i>).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div>Devi Ratnasarihttp://www.blogger.com/profile/15226298189834478785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7163606692638784988.post-34512961621185016942011-11-20T20:22:00.000-08:002011-11-20T20:22:14.096-08:00Konsep dasar kelainan persentasi dan posisi-Dahi<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span></span>Presentasi dahi jarang terjadi dari pada presentasi muka, terjadi hanya 1 dari 2000 persalinan. Kepala pada pertengahan antara versi dan ekstensi, dengan diameter mento vertikal 13 cm.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Diagnosis</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Pemeriksaan abdomen kepala sangat tinggi dan diameter sangat besar, teraba lekukan antara oksiput dengan bagian belakang. Pada pemeriksaan vagina, presentasi tinggi dan tidak bisa diraba. Jika dahi dapat teraba, orbital berada pada satu sisi dan fontanel anterior berada pada sisi yang lain. Diagnosis dapat ditegakkan dengan radiografik atau dengan USG.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;">Manajemen</span></u></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Bidan harus dengan cepat menghubungi dokter jika ada suspek atau diagnosa presentasi dahi dalam persalinan, dan seharusnya ibu dirujuk ke RS. Pada semua malpresentasi seringnya terjadi KPD dan resiko prolapsus tali pusat lebuh besar. Oleh karena itu pemeriksaan pervaginam dilakukan sesegera mungkin untuk mendeteksi prolapsus tali pusat. Jika presentasi dahi didiagnosis segera dalam persalinan dapat mengubah presentasi muka menjadi ekstensi penuh atau fleksi pada presentasi verteks. Jika presentasi dahi menetap dan fetus dalam ukuran normal tidak mungkin terjadi kelahiran pervaginam dan SC harus segera dilakukan. Manuver jarang dilakukan pada presentasi muka, tindakan yang paling aman untuk ibu dan bayi adalah dengan menggunakan SC.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Devi Ratnasarihttp://www.blogger.com/profile/15226298189834478785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7163606692638784988.post-64339854258295683952011-11-20T20:20:00.000-08:002011-11-20T20:20:39.131-08:00Konsep dasar kelainan persentasi dan posisi- Presentasi Puncak Kepala<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span><span style="font: 7pt "Times New Roman";"><br />
</span></span></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Pada persalinan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir berada dalam keadaan fleksi. Dalam keadaan tertentu fleksi kepala tersebut tidak terjadi, sehingga kepala dalam keadaan defleksi. Bergantung pada derajat defleksinya maka dapat terjadi presentasi puncak kepala, presentasi dahi a tau presentasi muka. Presentasi puncak kepala atau disebut juga presentasi sinsiput, terjadi apabila derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah. Presentasi dahi, bila derajat defleksinya lebih berat sehingga dahi merupakan bagian yang paling rendah. Presentasi muka bila derajat defleksinya maksimal, sehingga muka janin merupakan bagian yang terendah. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 48pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10pt;"><span> </span>Pada umumnya presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara, yang kemudian akan berubah menjadi presentasi belakang kepala. Mekanisme persalinanya hampir sama dengan posisi oksipitalis posterior persisten, sehingga keduanya seringkali dikacaukan satu dengan yang lainnya. Perbedaanya adalah: pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal, sehingga lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran yang berada di bawah simpisis adalahglabela.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Devi Ratnasarihttp://www.blogger.com/profile/15226298189834478785noreply@blogger.com0